lakoro

Posts Tagged ‘kemasan edisi khusus’

KOREK

In Brandstory, Collection on Maret 23, 2014 at 6:24 am

Sebagai pemulung peradaban visual kecil-kecilan, saya punya koleksi lain yang kurang terpelihara 10 tahun belakangan ini. Beberapa diantaranya saya yakin sudah tidak bisa lagi ditemui karena perubahan pola konsumsi alat pemantik api ini. Koleksi yang saya maksud adalah kotak korek api. Terakhir saya liat, warung kecilpun menawarkan korek gas sekali pakai untuk pembeli rokok. Kemungkinan sebagian besar benda-benda ini sudah punah, kecuali yang menjadi suvenir dari hotel atau klab. Maka bersiaplah menikmati cuilan peradaban yang sebagian sudah punah.

Ada yang pernah kau liat?

Ada yang pernah kau liat?

Ada periode kehidupan saya hidup di Bandung, antara tahun 1994-1999. Asrama saya ada di jantung keramaian saat itu, jalan Cihampelas. Jadi saya memang benar-benar memulung beberapa diantara koleksi kotak korek ini di sepanjang Cihampelas, saat cuci mata melihat orang-orang memuaskan nafsu belanjanya. Sebagian saya simpan setelah batang korek terakhir habis. Berbeda dengan kardus tempat saya menyimpan koleksi kemasan rokok, koleksi ini berada di lemari yang tak pernah saya tengok hingga tak tahu sudah perlahan dimangsa kelembaban pantai tropis. Anggaplah posting kali ini adalah bentuk penyelamatan dan pengarsipan koleksi. Bahannya hampir semua kertas, tetapi ada diantaranya dari kotak kayu. Yang ini lebih langka lagi.

Dari kotak yang mana yang pernah membakar jarimu?

Dari kotak yang mana yang pernah membakar jarimu?

Beberapa pabrik pembuat korek api ‘kecos’ atau di Surabaya sering bilang sebagai korek ‘jessh’ karena cara menggunakannya dengan menggosokkan dengan cepat kepala korek pada bidang coklat yang mengandung bubuk bakar: “jessh!” dan api menyala selama kuat menahan panas yang merambat ke ujung jarimu. Di dunia korek api kotakan ini juga ada fenomena tiru-meniru, dimana beberapa merek yang sudah ternama ditiru secara desain oleh merek yang tidak terlalu dikenal. Beberapa merek sangat dikenal di wilayah tertentu dan tak dikenal di wilayah yang lain.

Pemimpin pasar dan para penirunya. Peniruan ada dimanapun ya?

Pemimpin pasar dan para penirunya. Peniruan ada dimanapun ya?

Pada masa itu, produsen rokok banyak membuat merchandise dalam bentuk korek api kayu. Korek gas termasuk cukup mewah untuk disimpan lebih lama, sementara korek api kayu hanya dipakai sampai habis, kurang lebih 30-40 batang korek. Seperti larik tak terlupakan Bung Chairil Anwar di puisi Maju: “…sekali berarti, sudah itu mati”. Sekarang korek gas dijual dalam kemasan sekali pakai dengan desain yang berwarna-warni dan murah. Korek api kayu mulai jarang dijumpai. Selamat menikmati yang tersisa.

-ramok-

SANDERA

In Archeopack on Februari 25, 2014 at 2:33 pm

“Packaging has to grab the consumers’ attention, relate to their own identities and create an emotional connection –in a matter of seconds,”
‐ Jason Kempen, Fountainhead Design ‐

Baiklah, ini akan terasa absurd awalnya. Pagi hari saya beberapa waktu lalu pecah oleh teriakan anak perempuan kami, seekor ular kecil masuk ke kamarnya. Semua barang yang ada di bawah tempat tidurnya kami keluarkan tapi si ular kecil, entah lolos keluar atau sembunyi, tak berhasil ditemukan. Pagi itu dilalui dengan pengepungan yang tak membawa hasil. Di antara kardus-kardus itu, ada salah satu lipatannya terbuka, tersimpan koleksi kemasan rokok yang terkumpul beberapa tahun belakangan. Tak banyak, tapi ini sebuah kegembiraan kecil meskipun tak semua orang di rumah kami sepakat soal itu. Mungkin melihat saya sebagai kolektor barang tak berguna, sementara saya dengan gagahnya memandang diri sebagai pengoleksi jejak peradaban. Oke, itu masalah sudut pandang saja,… hahahahaha…

Image

Karena si ular kecil tak jadi ditemukan, kesibukan dialihkan untuk membongkar-bongkar isi kardus. Ada beberapa koleksi yang, entah bagaimana, membuat termangu. Kemasan rokok edisi khusus yang pernah dikoleksi memanggil untuk disentuh, diraba beberapa bagian emboss pada logonya, dilihat detil gambarnya satu persatu.

Image

Rokok A Mild dari berbagai edisi dan tema. Tema musik paling dominan terlihat. Tema ini sejalan dengan strategi yang diterapkan untuk mendekati kelompok usia yang mereka sasar atau setidaknya disugesti menjadi seperti itu. Anak muda, straight forward, dinamis, kreatif, opinion leader (others can only follow, kata iklannya beberapa tahun lalu). Tentu tak ada musik blues atau klasik di sana. Nuansa musik rock, gitar listrik, youth gone wild, neon glow, kebebasan dan pemain gitar berambut panjang menghiasi permukaan kemasan. Tema lain muncul sebagai mural dan seni vektor yang dinamis tentang dunia anak muda. Begitulah kemasan ini merayap dan mendekati sisi yang tak rasional dari para pembelinya. Pembeli hampir pasti tak tahu perayaan apa yang diwarnai oleh terbitnya kemasan edisi khusus ini, tapi sajian visual yang ditampilkan bisa saja menyandera hasrat membeli pembeli-pembeli lama dan memancing kegairahan pembeli baru.

Image

Image

Menarik, untuk sesuatu yang hanya akan dibuang oleh pembelinya, kemasan edisi khusus ini dapat difungsikan sebagai jangkar masuknya sugesti-sugesti baru tentang kekuatan merek, kedekatan emosional produk dan pembelinya. Beberapa koleksi yang lain bahkan memperlihatkan kemasan yang diintegrasikan dengan pesan-pesan dalam iklan televisi. Sebuah konspirasi yang terjalin apik dan ditentukan oleh hitungan detik, ketika konsumen melihat produk itu didisplay. Tak terlalu berlebihan bila Trevor Wade berujar orang-orang  (konsumen) selalu siap dikejutkan dan dibuat terkesan, bukan oleh kegenitan produk, melainkan cerita dan hubungan yang personal dengan merek.

– ramok –