lakoro

Archive for Juni, 2011|Monthly archive page

ANATOMI KEMASAN

In Packopedia on Juni 6, 2011 at 5:17 am

Kemasan di masa lalu cuma diberi tugas melindungi produk supaya lebih awet, tidak kotor, tidak rusak, lecet dsb. Seiring waktu orang mulai menggunakan kemasan sebagai alat promosi, penguatan merek, hingga kemudahan untuk mendistribusikan produk. Untuk dapat mencapai fungsi yang optimal itulah maka si kemasan dapat diidentifikasi dalam beberapa bagian anatomis. Bagian-bagian itu bisa dikenali sebagai berikut:

anatomi kemasan

anatomi kemasan Good Day Chococinno bagian depan

Good Day Chococinno

anatomi kemasan Good Day Chococinno bagian belakang

1. Brand/Merek Produk. Dalam contoh diatas, merek produk adalah Good Day. Informasi ini memberikan penjelasan konsumen bahwa merek lain meskipun secara desain mirip, tetapi bukan produk yang sama. Kecuali terjadi pembajakan merek tentunya. Good Day dan Chococinno adalah brand produk ini. Dirancang dengan menggunakan typeface yang diolah dari keselaraan dengan gaya grafis yang ‘dianut’.

2. Varian Produk. Chococinno menjadi varian produk ini karena selain produk tersebut, merek ini juga memiliki varian rasa yang lain. Secara cerdik, varian rasa lainnya dicantumkan pada kemasan bagian belakang dengan ajakan yang persuasif: “Try Our Other Flavours”… Hal ini biasa diberi penguatan lewat warna yang beragam tetapi diikat oleh palet warna yang cenderung berdekatan. Pada varian produk Chococinno, warna dasar coklat tua merupakan identifikasi warna produk ini, sedang varian lainnya (original, carribean nut, vanilla latte) memiliki warna dasar yang berbeda. Ini juga akan membantu konsumen mengenali produk varian favoritnya. Kecuali bila kebetulan pelanggan menderita buta warna.

3. Ilustrasi. Pada bagian depan kemasan, ilustasi digunakan sebagai alat bantu untuk mencitrakan produk. Dari gaya gambar yang dipilih serta penempatannya merupakan pilihan si desainer untuk memberikan identifikasi visual pada produk. Dari sekian banyak kemungkinan memvisualisasikan cangkir kopi, cara yang dipilih si desainer merupakan sebuah pendekatan yang unik, lewat guratan yang kasar dan ink-blot nampaknya kesan berat minuman kopi di-‘instant’-kan dengan pemanfaatan warna. Pada beberapa kemasan, seperti mie-instan misalnya, ilustrasi dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk memberi instruksi pada konsumen tentang tahapan-tahapan dalam membuat mie instant hingga siap dimakan. Bahkan beberapa teknik persuasi dikembangkan dengan menyajikan foto yang telah diberi tambahan dalam penyajiannya.

4. Additional info. Beberapa produk yang memiliki fitur khusus biasanya ditambahkan langsung pada permukaan kemasan. Biasa disebut ‘tag’. Pada produk yang dijadikan sampel diatas, fitur “3 in 1 instant coffee” adalah sesuatu yang dirasa perlu diketahui oleh konsumen. Tag ini seringkali didesain khusus untuk menarik perhatian secara visual. Beberapa informasi lain seperti “halal” (untuk konsumen muslim) atau “khoser” (untuk orang yahudi) bisa jadi ditampilkan bukan sebagai info tambahan, tapi menjadi pertimbangan utama konsumen membeli produk.

5. Spesifikasi produk. Untuk produk makanan umumnya mencantumkan berat bersih (netto) dari produk. Produk lain seperti elektronik mencantumkan dimensi dan material dari produk untuk membantu konsumen menilai kualitas produk.

6. Alamat Produsen. Siapa membuat, siapa bertanggung jawab. Kemasan yang baik akan mencantumkan pihak yang bertanggung jawab atas lahirnya produk. Beberapa mencantumkan alamat lengkap, beberapa yang lain mengarahkan konsumen pada kotak di kantor pos, atau menyediakan layanan hotline dan website. Bila produk Anda dinilai OK, bisa jadi Anda menerima apresiasi dari channel-channel itu. Tapi bila produk Anda bermasalah, bersiaplah mengelola keluhan konsumen.

7. Petunjuk Penggunaan. Orang bisa jadi sudah hapal cara menyeduh kopi karena melakukannya ratusan kali seumur hidup, tetapi sebagai bagian dari prosedur dalam merancang anatomi kemasan, cara menggunakan produk tetap dicantumkan. Bagi pelanggan tetap, itu bukan informasi penting, tapi bagi orang yang baru pertama kali mengonsumsi, itu adalah suatu hal yang wajib dia ketahui.

8. Bahan. Meskipun tidak harus mengumbar resep yang cenderung jadi rahasia perusahaan, konsumen perlu tahu dari bahan-bahan apa produk itu terbuat. Beberapa produk obat-obatan bahkan secara detail memberikan informasi mengenai kadar bahan tertentu secara spesifik.

9. Barcode. Produk yang sudah terdaftar dalam wilayah hukum tertentu akan mendapatkan kode identifikasi digital yang berlaku secara universal berupa barcode. Item ini akan tercantum baik pada kemasan primer, sekunder maupun distribusi. Produk yang dikenali sebagai sekumpulan angka ini akan memberikan akses pada segala bentuk transaksi saat produk mulai didistribusikan.

Item-item ini bisa jadi berkembang seiring waktu, kebutuhan konsumen dan kebijakan yang berlaku. Jadi kalo mau yang lebih update, Anda bisa amati anatomi kemasan disekeliling Anda.

— ramok —