lakoro

Archive for the ‘Packopedia’ Category

RITUAL

In Archeopack, Packopedia on Maret 4, 2014 at 4:44 pm

Tergesa-gesa saya pada suatu malam, memburu sebelum kios mulai tutup. Malam yang mana saya ingin menikmati hasil akhir kompetisi itu. Yang diburu bukan hal penting: kacang kulit, tapi terasa penting bagi saya malam itu. Memang tak ada yang penting di dunia ini sampai kita menganggapnya penting… hahahaha.. Saya yakin tak setiap orang menyalurkan kegemasan pada serunya pertarungan bola yang bertubi-tubi mengancam gawang tim yang dibela dengan cara seperti saya: makan kacang. Tapi saya yakin bahwa saya tak sendiri. (#YNWA). Di belahan kota yang lain mungkin ada yang lebih siap dengan membeli kacang jauh sebelum kick-off. Dan ketergopohan itu, saya tersenyum dalam hati karena merasa mendapat gayung bersambut. Lihat apa yang saya temukan malam itu. Sebuah sugesti untuk menjadikan kebiasaan tadi sebuah ritual. Hal yang dipelajari produsen dengan cermat dari para pembelinya.

P1170769

Sugesti tentang cara menikmati produk

Di tataran yang paling rendah, ritual mengonsumsi ini hanya menciptakan kebiasaan. Sebuah model periklanan yang sudah jadi klasik Foote Cone Belding Model biasa menempatkan produk untuk pembentuk kebiasaan pada kuadran 3. Kuadran ini biasanya melibatkan pertimbangan rasional dan rendahnya keterlibatan konsumen dengan produk (rational – low involvement). Tetapi seiring berkembangnya pola konsumsi dan motif-motif di dalamnya, hampir setiap kuadran dapat membangun ritualnya sendiri.  Produk di kuadran 1 (rational – high involvement) semacam furniture, mobil atau rumah tak lagi melulu menggunakan imbauan rasional. Sebagai gantinya akan ada imbauan semacam ini: kalau sudah duduk lupa berdiri. Tak heran jika strategi ini bisa memanggil perasaan butuh akan produk pada momen-momen yang ritualistik. Ketika cuaca hujan maka banyak orang akan mulai mengingat ritual minum kopi yang diperlihatkan di iklan-iklan. Mendadak terbitlah selera kita serupa jurus yang dipakai Pavlov untuk membuat seekor anjing menetes liurnya hanya dengan bunyi bel.

Siapa tahan godaannya di hari sedang hujan?

Siapa tahan godaannya di hari sedang hujan?

Ritual-ritual yang disugestikan produsen pada pemakai produknya dapat terjadi di berbagai level intelektual dan usia. Siapa bisa lupa cara menikmati biskuit bersalut gula putih. Ada tiga tahap yang harus dilalui seorang anak untuk dapat mencapai kenikmatan paripurna, diputar, dijilat, dicelupin. Bahkan ketika urutan itu dibalik, rasa bisa menjadi berbeda di lidah mereka dan meminta ibunya mengambilkan yang baru. Tom F. Driver (1996) melakukan penelitian di konteks, tempat dan waktu yang berbeda tentang ritual, tetapi apa yang disodorkannya menarik untuk dilihat dalam kacamata pola konsumsi masyarakat kita, bahwa ritual memberikan tiga hadiah pada masyarakat pelakunya: tatanan, pengalaman komunitas dan transformasi individu. Sejak itu, saya tidak lagi memandang remeh tentang cara seseorang mengonsumsi sesuatu.

-ramok-

BUNGKUS

In Packopedia on Februari 28, 2014 at 10:33 am

Beberapa orang yang saya amati amat mudah membuang kemasan makanan, minuman atau produk lain setelah dikonsumsi. Menurut saya ini menarik, karena yang dibuang itu kadang adalah hal yang pertama kali menarik hatinya untuk membeli. Entah karena kemasan itu menjanjikan kualitas produk yang ekselen, kebersihan dan rasa aman ketika mengonsumsi atau persuasi yang dilantunkan di seluruh permukaan kemasan lewat kata-kata membuai. Desainer yang merancang kemasan itu butuh beberapa waktu untuk dapat mengemas seonggok produk makanan daging bersalut tepung, misalnya – menjadi sajian yang utuh untuk menarik perhatian. Sajian utuh yang saya maksud adalah terpenuhi aspek-aspek fungsional produk (misalnya: rasa enak pada makanan) dengan aspek-aspek emosional (misalnya: rasa aman mengonsumsi karena nampak higienis ).

Kemasan daging ayam, dirancang oleh Sid Lee

Kemasan daging ayam, dirancang oleh Sid Lee

 

Kemasan daging sapi, dirancang oleh Sid Lee

Kemasan daging sapi, dirancang oleh Sid Lee

Kemasan ikan trout, dirancang oleh Sid Lee

Kemasan ikan trout, dirancang oleh Sid Lee

Sebuah perusahaan yang menjual makanan organik Blue Goose nampaknya paham betul hal ini. Lewat tangan ilustrator Ben Kwok dan biro desain Sid Lee mereka membangun kesan yang mendalam tentang produk daging organiknya. Kontras sekali kalau harus membandingkan dengan daging di pasar tradisional kita. Bukan melecehkan, karena keluarga sayapun mengonsumsi daging yang kami beli di pasar tradisonal atau mlijo (penjual sayur keliling dengan bonus gossip di areanya beredar). Bahkan daging di supermarketpun tak mengemas sebaik ini.

Kemasan sosis, dirancang oleh Sid Lee

Kemasan sosis, dirancang oleh Sid Lee

ilustrasi yang terasa 'organik' perbuatan Ben Kwok
ilustrasi yang terasa ‘organik’ perbuatan Ben Kwok

Hampir bisa dipastikan, kita mengonsumsi produk daging itu banyak berhubungan dengan pertimbangan pragmatis dan fungsional, sementara rasa aman diperoleh melalui observasi langsung terhadap permukaan daging (segar/ berlendir/ empuk/ dst). Apa yang mereka lakukan sebenarnya adalah menjalankan fungsi desain yang sesungguhnya, membantu produk memunculkan kualitasnya lewat cara si produsen mengemas produk. Meskipun mereka tau akan dibuang, mereka juga tau cara terbaik memanfaatkan bungkus.

-ramok-

ANATOMI KEMASAN

In Packopedia on Juni 6, 2011 at 5:17 am

Kemasan di masa lalu cuma diberi tugas melindungi produk supaya lebih awet, tidak kotor, tidak rusak, lecet dsb. Seiring waktu orang mulai menggunakan kemasan sebagai alat promosi, penguatan merek, hingga kemudahan untuk mendistribusikan produk. Untuk dapat mencapai fungsi yang optimal itulah maka si kemasan dapat diidentifikasi dalam beberapa bagian anatomis. Bagian-bagian itu bisa dikenali sebagai berikut:

anatomi kemasan

anatomi kemasan Good Day Chococinno bagian depan

Good Day Chococinno

anatomi kemasan Good Day Chococinno bagian belakang

1. Brand/Merek Produk. Dalam contoh diatas, merek produk adalah Good Day. Informasi ini memberikan penjelasan konsumen bahwa merek lain meskipun secara desain mirip, tetapi bukan produk yang sama. Kecuali terjadi pembajakan merek tentunya. Good Day dan Chococinno adalah brand produk ini. Dirancang dengan menggunakan typeface yang diolah dari keselaraan dengan gaya grafis yang ‘dianut’.

2. Varian Produk. Chococinno menjadi varian produk ini karena selain produk tersebut, merek ini juga memiliki varian rasa yang lain. Secara cerdik, varian rasa lainnya dicantumkan pada kemasan bagian belakang dengan ajakan yang persuasif: “Try Our Other Flavours”… Hal ini biasa diberi penguatan lewat warna yang beragam tetapi diikat oleh palet warna yang cenderung berdekatan. Pada varian produk Chococinno, warna dasar coklat tua merupakan identifikasi warna produk ini, sedang varian lainnya (original, carribean nut, vanilla latte) memiliki warna dasar yang berbeda. Ini juga akan membantu konsumen mengenali produk varian favoritnya. Kecuali bila kebetulan pelanggan menderita buta warna.

3. Ilustrasi. Pada bagian depan kemasan, ilustasi digunakan sebagai alat bantu untuk mencitrakan produk. Dari gaya gambar yang dipilih serta penempatannya merupakan pilihan si desainer untuk memberikan identifikasi visual pada produk. Dari sekian banyak kemungkinan memvisualisasikan cangkir kopi, cara yang dipilih si desainer merupakan sebuah pendekatan yang unik, lewat guratan yang kasar dan ink-blot nampaknya kesan berat minuman kopi di-‘instant’-kan dengan pemanfaatan warna. Pada beberapa kemasan, seperti mie-instan misalnya, ilustrasi dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk memberi instruksi pada konsumen tentang tahapan-tahapan dalam membuat mie instant hingga siap dimakan. Bahkan beberapa teknik persuasi dikembangkan dengan menyajikan foto yang telah diberi tambahan dalam penyajiannya.

4. Additional info. Beberapa produk yang memiliki fitur khusus biasanya ditambahkan langsung pada permukaan kemasan. Biasa disebut ‘tag’. Pada produk yang dijadikan sampel diatas, fitur “3 in 1 instant coffee” adalah sesuatu yang dirasa perlu diketahui oleh konsumen. Tag ini seringkali didesain khusus untuk menarik perhatian secara visual. Beberapa informasi lain seperti “halal” (untuk konsumen muslim) atau “khoser” (untuk orang yahudi) bisa jadi ditampilkan bukan sebagai info tambahan, tapi menjadi pertimbangan utama konsumen membeli produk.

5. Spesifikasi produk. Untuk produk makanan umumnya mencantumkan berat bersih (netto) dari produk. Produk lain seperti elektronik mencantumkan dimensi dan material dari produk untuk membantu konsumen menilai kualitas produk.

6. Alamat Produsen. Siapa membuat, siapa bertanggung jawab. Kemasan yang baik akan mencantumkan pihak yang bertanggung jawab atas lahirnya produk. Beberapa mencantumkan alamat lengkap, beberapa yang lain mengarahkan konsumen pada kotak di kantor pos, atau menyediakan layanan hotline dan website. Bila produk Anda dinilai OK, bisa jadi Anda menerima apresiasi dari channel-channel itu. Tapi bila produk Anda bermasalah, bersiaplah mengelola keluhan konsumen.

7. Petunjuk Penggunaan. Orang bisa jadi sudah hapal cara menyeduh kopi karena melakukannya ratusan kali seumur hidup, tetapi sebagai bagian dari prosedur dalam merancang anatomi kemasan, cara menggunakan produk tetap dicantumkan. Bagi pelanggan tetap, itu bukan informasi penting, tapi bagi orang yang baru pertama kali mengonsumsi, itu adalah suatu hal yang wajib dia ketahui.

8. Bahan. Meskipun tidak harus mengumbar resep yang cenderung jadi rahasia perusahaan, konsumen perlu tahu dari bahan-bahan apa produk itu terbuat. Beberapa produk obat-obatan bahkan secara detail memberikan informasi mengenai kadar bahan tertentu secara spesifik.

9. Barcode. Produk yang sudah terdaftar dalam wilayah hukum tertentu akan mendapatkan kode identifikasi digital yang berlaku secara universal berupa barcode. Item ini akan tercantum baik pada kemasan primer, sekunder maupun distribusi. Produk yang dikenali sebagai sekumpulan angka ini akan memberikan akses pada segala bentuk transaksi saat produk mulai didistribusikan.

Item-item ini bisa jadi berkembang seiring waktu, kebutuhan konsumen dan kebijakan yang berlaku. Jadi kalo mau yang lebih update, Anda bisa amati anatomi kemasan disekeliling Anda.

— ramok —